Halaman ini merupakan halaman yang didedikasikan untuk upaya anti pemaksaan terhadap perempuan, yang paling nyata ada di negara ini saat ini adalah pemaksaan penggunaan jilbab kepada para perempuan, dan anak sekolah. Baik melalui aturan2 tertulis, maupun melalui tekanan sosial via teman, orang tua, guru, kolega, yang semuanya menekan perempuan untuk mengenakan jilbab sebagai prasyarat untuk diterima di pergaulan.
Agustus 2022, saya memulai kampanye : Tidak, bukan belum. Kampanye ini menekankan bahwa perempuan yang berjilbab ataupun tidak berjilbab sama baiknya. Perempuan yang tidak berjilbab bukanlah perempuan yang belum mendapatkan hidayah, sehingga perlu dipaksa dan ditekan atau “disadarkan” agar mau berjilbab. Kampamye ini berupaya menyadarkan masyarakat, bahwa keputusan mengenakan jilbab adalah hak mutlak si perempuan, dan tidak boleh dijakdikan paksaan. Kampanye ini juga berupaya untuk memberikan kepercayaan diri bagi teman2 yang tidak berjilbab, bahwa mereka baik2 saja, bukan orang yang tidak bermoral atau lebih buruk dibanding yang berjilbab, karena pada dasarnya jilbab hanyalah kain, tidak ada hubungannya dengan nilai moral atau kebaikan seseorang.
Kampanye yang telah berjalan selama 5 bulan ini, telah didukung oleh lebih dari 300 pendukung. Dukungan datang dari 3 jenis orang yang memiliki pemikiran yang sama tentang anti pemaksaan jilbab ini : teman2 tak berjilbab yang yakin bahwa ia sama baiknya dengan teman berjilbab, teman berjilbab yang menggunakannya atas pilihan hatinya, dan tidak mau memaksakan pemakaian jilbab ke orang lain, dan juga bapak2 anti pemaksaan jilbab kepada anak perempuannya dan juga istri mereka….
Mari kita gulirkan biar makin banyak yang ikut bilang kalau mereka anti pemaksaan jilbab! Pilih twibbon dibawah ini, gunakan pada foto profile di media sosial, dan silakan tag saya (FB Rina Tiarawaty) supaya kita bisa berdiskusi lebih lanjut soal anti pemaksaan ini.
http://twb.nz/tidakberjilbabjugaok
http://twb.nz/antipemaksaanjilbab
http://twb.nz/lelakiantipaksaanjilbab
Baca juga posting-posting dibawah, yang berhubungan dengan anti pemaksaan kepada perempuan
Baca Juga
Protected: Thank you
There is no excerpt because this is a protected post.
Islamophobia, is this a correct term?
I was writing a comment about my standing point on the movement of the Iranian women about the forced hijab that they are facing everyday,
Klaim Balik Standar Kesopanan
Beberapa hari yang lalu, aku membaca cerita dari seorang teman, menceritakan bahwa temannya baru saja dihubungi guru via whatsap yang meminta agar ia menyuruh anaknya
Kendel Bareng Yuk
Ada yang bilang ke aku : mbaknya kendel – Ketika membalas postingan soal anti paksa jilbab. Kendel artinya berani. Ngga ada takutnya. Ngga kaya gw
Glorifikasi, Normalisasi, Ancaman
Glorifikasi. Artinya adalah membesar-besarkan sesuatu hal, supaya dijadikan acuan, pedoman atau arah tauladan. Dulu, Hitler menggunakan cara ini untuk mempopulerkan pemikiran anti yahudinya, sampai kemudian saat itu, masyarakat Jerman merasa bahwa hal yang dia lakukan adalah kebenaran, dan tauladan. Hitler juga kemudian menggabungkan antara glorifikasi terhadap dirinya, dengan sensor terhadap hal-hal yang berlawanan dengan dirinya. Kombinasi keduanya inilah yang kemudian berhasil menghipnotis masyarakatnya sehingga percaya, dan mendukung pemerintahan dan ide Nazi.
3 klaim yang sering digunakan untuk memaksakan kain penutup kepala ke perempuan
Sebelum baca tulisan ini, tonton dulu tiktoknya, supaya kalian menngerti, apa itu klaim dan apa itu fakta, dan mengapa klaim sepihak itu berbahaya. Ada 3